Sebagai Kader Perlu Tahu Makna Tujuan PMII


Tujuan dari PMII sangat luar biasa jika kita hayati bersama-sama sebagai kader ini, Sebaiknya kita sebagai anggota/kader PMIl mulai merefleksikan diri, apakah tujuan itu sudah tercapai pada anggota/ kader kita selama ini? Setidaknya tujuan tersebut yang tercitrakan dalam kader ulul albab mampu menginternalisasi pola berfikir dan bertindak kita sebagai seorang warga pergerakan PMII. lronis ketika melihat realitas yang terjadi ditingkatan anggota/ kader yang paling bawah dan masih dibawah naungan setingkat lembaga rayon saat ini, ternyata kenyataan yang ada sangat jauh dari harapan tujuan dari PMII itu sendiri.

Terbentuknya pribadi muslim indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT masih sangat jauh harapan yang ada. Nuansa religi yang seharusnya menjadi atmosfer berorganisasi hanya menjadi isapan jempol belaka, ditambah lagi dengan perilaku yang ditunjukan selama ini masih jauh dari nuansa keislaman yang ada. Malah sempat terlontar dari tokoh NU bahwa PMIl itu adalah "anak nakal" yang pernah terlahir dari rahim ormas terbesar di negeri ini.

Berilmu yang menjadi tuntutan utama kita sebagai mahluk Allah SWT agar terhindar dari kebodohan pun menjadi formalitas tersendiri bagi kita dalam menjalani hidup. Menuntut ilmu tidak hanya dalam ranah akademis saja yang dibutuhkan oleh anggota/kader PMIl tetapi di luar itu juga menjadi sesuatu yang penting, semakin turunnya budaya literasi di tingkatan rayon salah satu indikasi bahwasanya menuntut ilmu itu bukan lagi hal yang terpenting. Anggota/ kader yang bisa dikatakan cakap pun masih sedikit pesimis atau kurang percaya diri akan kapasitas intelektualnya sehingga ruang-ruang public yang ada pun belum mampu dimanfaatkan oleh kader yang bersangkutan sebagai ruang yang dialektis.

Arus teknologi yang memanjakan ditambah dengan virus apatisme, egoisme dan hedonisme tadi menyebabkan anggota/ kader terkungkung pada sekat-sekat individual belaka, kita jadi malas belajar dan jauh dari harapan kepandaian yang ada. Bagaimana kita mampu mengerjakan segala sesuatu jika kepandaian saja tidak mampu kita capai?

Setiap pribadi muslim bertanggung jawab mengamalkan ilmunya, dalam konteks kaderisasi ada kader ada pengkader, kader mempunyai hak untuk mendapat ilmu/ pengetahuan dan pengkader berkewajiban mentransformasikan ilmu/ pengetahuan kepada kadernya. Hubungan pengkader dengan kader selama ini mulai berkurang, selain disebabkan semakin minimnya jumlah pengkader juga semakin menurunnya kesadaran akan tanggung jawab mereka sebagai seorang pengkader yaitu transformasi ilmu atau mengamalkan ilmunya.

Dan terakhir komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, anggota/ kader yang ada saat ini, rasa nasionalismenya semakin terkikis oleh gerusan zaman, budaya-budaya asing yang semakin lama semakin besar masuk di negeri ini ternyata mampu mengubah pola pikir generasi muda untuk hidup dengan cara-cara instan, sehingga banyak berbagai macam persoalan yang harus diselesaikan dengan cara instan Juga Bagaimana membangun bangsa ini jika generasinya selalu berfikir instan.

Melihat realitas yang terjadi ditengah-tengah anggota/kader kita yang berproses di level rayon dapat tercermin sikap dan tindakan yang jauh dari tujuan dari PMII itu sendiri, bahwa kondisi ke-kini-an rayon saat ini ada yang sakit di dalam tubuhnya, di dalam tubuh itu sendiri terdapat berbagai macam organ-organ (Pengurus, kader/anggota, alumni pengurus) yang harus segera dicari bentuk penyakitnya dan segera di obati untuk disembuhkan. Perlu segera ada perubahan mendasar agar tujuan dari PMIl mampu segera terwujud.

0 Komentar