Para mahasiswa kian terlelap
Dalam ruangan AC mereka serupa mayat
Warung coffe dijadikan tempat siasat
Bukan lagi wadah memonitor rakyat
Tak ada lagi yang mendengar tangisan dibawah pantat jembatan
Tak ada lagi yang melihat ceceran darah di antara limbah kota
Tak ada lagi yang peduli jejeran kepala yang menggantung diri di pinggir trotoar jalan raya
Bangunanlah!
Bangunanlah!
Bangunanlah!
Wahai agen perubahan
Mengapa kau temanku dalam ketakutan
Mengapa kau tak bimbing aku pada keberanian
Jika kau tak tau membaca jalan
Pada siapa kami berpasrah badan
Jika kau tak bisa mencarikan jawaban
Lah,air mata mana lagi yang harus kami korbankan
Bangunlah
Bangunlah
Bangunlah.....!!
Wahai Kesatria-kesatria masa depan
Kenapa kau terlalu berkutat dalam nilai
Sedangkan tugas besarmu terbengkalai
Haruskah menunggu kami menjadi bangkai
Apakah kau tak pandai membaca keadaan
Ataukah emang sengaja tak memperhatikan
0 Komentar