Hai, Sahabat/i. Sejenak saya tergerak untuk menyapa kalian, hanya berjaga-jaga. Takutnya, anda-anda yang kesuen terpapar keseharian nirmakna dan ledakan informasi (yang menghangus-musnahkan nalar sehat) mulai terjerumus pada fase krisis identitas, sampai-sampai lupa diri dan berimbas pada pengabaian aspek-nilai yang ia begitu fundamental lagi krusial.
Pada kesempatan ini, kita dihadapkan dengan sebuah ritual tahunan. Sekali lagi, waktu memperingatkan kita akan sejarah yang sarat akan teladan. Diketahui secara bersama nan seksama, Hari Raya Iduladha mengejawantahkan dirinya sebagai simbol pengabdian, suatu titik tertinggi bagi manusia di hadapan-Nya.
Akan tetapi, bukan itu yang hendak kita singgung. Dalam aktualisasi rutinan uluhiyah, ada rutinan bi'ah yang dengan senonohnya kita luputkan. Nah, adakah dari segmen tadi tersentak di pikiran anda?
Tahun 2023 ini, diestimasikan jumlah konsumsi hewan kurban sejumlah 1.743.051 ekor, mulai kambing, domba, sapi, dan kerbau. Jika pada prakteknya masih membudayakan penggunaan kantong plastik sekali pakai untuk distribusi daging kurban kepada masyarakat, maka sebanyak lebih dari 119 juta lembar kantong plastik menjadi timbulan sampah.
Sahabat/i, mari sudahi lingkaran setan ini. Kita galakkan pemakaian bungkus daging kurban organik, alih-alih kantong plastik. Agitasikan pada warga untuk beralih pada besek, dedaunan, atau wadah pembungkus makanan. Caranya mulai dari diri sendiri, dari lingkungan kecil, dari sekarang.
Apa yang hendak kita wariskan pada anak cucu? Sampah? Kotoran-kotoran? Kebiasaan buruk? Atau lingkungan asri? Budaya hidup yang ramah alam? Hakikatnya, kita tidak mewariskan masa depan kepada anak cucu, melainkan kita tidak lebih dari meminjam masa lalu mereka.
Ayo diet plastik! Ayo jihad atas plastik!
Salam pergerakan!
Disadur dari "Materi Idul Adha Tanpa Sampah Plastik".
https://drive.google.com/file/d/1euW5q9xRIiY53Os7HfJ4qshy2P0lsB81/view?usp=drivesdk
Terinspirasi dari https://youtu.be/D2SkTOpPg1s
0 Komentar