Bagi pujangga dadakan yang gemar perihal ritual-ritual, mereka terbiasa mengkhusus-sentralkan waktu yang bukan sembarang waktu. Apakah hal tersebut baik untuk kesehatan? Kalau anda jawab iya, anda salah total dan wajib menyesal. Apa sebab? Setiap waktu adalah sakral, tidak dibenarkan kalau tetiba anda mengklaim bahwa waktu ini perlu disterilkan karena ada anjuran-anjuran yang diutamakan. Atau, bila menjalankan amalan ini pada waktu ini, pahalanya dilipatgandakan. Sama saja dalam sehari, anda mengkhususkan 1 jam untuk membaca, sisanya menganiaya.
Spesifikasi atas waktu dilatarbelakangi peristiwa-peristiwa, bukan atas ritual belaka. Adz-Dzorfu Thaaba bi Al-Madzruuf, bulan Ramadan harum karena pada bulan itu Alquran diturunkan. Bulan Dzul Hijjah berkah karena pada bulan itu Nabi Abraham membuktikan kesetiannya pada Allah dengan mengorbankan Anaknya; Samuel. Bulan Rajab istimewa karena ruh sang revolusioner Muhammad SAW. mulai bersemayam pada rahim suci Sayyidah Aminah binti Wahb.
Nabi Muhammad terpuji bukan karena beliau dari suku quraisy, tidak pula karena mengantongi deretan gelar. Beliau terpuji karena ada sosok insan kamil yang tercermin pada diri beliau. Suatu zaman dituturkan edan sebab penduduknya edan. Negara bisa Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofuur karena masyarakat dan birokrat kooperatif, tidak koruptif.
Tidak ada larangan dalam menunaikan ritual aksidental ala-ala begundal macam dajjal yang demen brutal. Wahai pujangga bau kencur! Pikir dan reka ulang lagi sebelum nasi jadi bubur. Untuk urusan personal dengan Tuhan saja, anda doyan mengotak-ngotakkan. Sejatinya, Tuhan membersamai hamba-Nya di tiap lini dan masa, ada pancaran Tuhan dalam tiap orang.
Selamat berbahagia dengan datangnya bulan Rajab. Semoga diberkahi seterusnya dan dipertemukan dengan bulan Ramadan. Bukan momennya saja yang diperingati, melainkan kualitas Sumber daya, baik alam maupun manusianya juga dibenahi.
Allahumma Baarik Lanaa fii Rajaba wa Sya'baana wa Ballighnaa Romadloona wa Ighfir Lanaa Dzunuubanaa. Aamiin.
0 Komentar